Hello. My name is Maulana Yahya Subandi. You can call me Yahya. I'm from Majalengka, West Java, Indonesia. I was born in Majalengka 09 March 1996. My hobby is gaming, learning, touring and writing. Thank you for my visit blog. Enjoy and have a nice for reading. Wish you 're luck for tomorrow will be better..
Tuesday, December 16, 2008
Tuhid
Allah adalah tuhan yang tergantung kepadanya segala sesuatu. Tuhid ini dalam jawaban Nabi Ismail as. Ketika beliau tahu akan disembelih. Beliau menjawab " Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" dengan ridho tanpa ragu beliau menerima ujian itu, karena dia tahu bahwa itu adalah perintah Allah Tuhan Maha Esa, hanya Allah sebaik-baik tempat bergantung. Ismail as. Sadar bahwa dirinya adalah manusia, hamba yang diciptakan hanya untuk beribadah kepadaNya. Kenikmatan dan semua kemudahan di alam semesta ini diciptakan Allah untuk manusia agar mereka menjadi hamba-hamba yang bersyukur dan mengenal keagunanNya. Ismail as. Telah sukses menggapai puncak kemulyaan, kenikmatan, dan kebahagia, karena beliau telah sukses menjadikan tuhid sebagai dasar dan bekal dari pengembaraan hidupnya. Beliau telah berhasil menjadikan Tuhid sebagi kompas dalam pengembaraanya hidupnya, sehingga beliau mampu memaknai dan memahami posisi { maqom } Allah, manusia, hidup, dan alam dengan tepat. Memahami makna dan posisi keempat hal tersebut sangat penting agar kita tidak tersesat dan terjerumus dalam jurang kehinaan dan kesengaraan. Kita semua pasti masih ingat. Fir' aun gagal dan terjerumus dalam jurang kehinaan, karena dia telah salah memaknai dan memposisikan dirinya, sehingga dia menganggap dirinya sebagai tuhan. Qorun tersesat dan gagal mencapai puncak kemulyaan dan kebahagiaan karena dia salah memaknai dan memposisikan harta kekayaan. Bahkan Bangsa kita berkali-kali gagala dalam usaha keluar dari kerpurukan semakin melilit, karena diantarannya adalah karena kesalahan dan memposisikan kekuasaan, jabatan dan harta. Ibarat orang main bola yang tidak bisa membadakan mana bola, mana gawang, mana teman-lawan. Semua berjalan begitu kering jauh dari keindahan dan kagaungan Allah. Terasa begitu kering, dan menyengsarakan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment