Ketika Totto melihat jelas gerbang sekolah, ia berhenti. Pintu gerbang sekolahnya yang lama terbuat dari semeri dan megah, serta ditulisi nama sekolah dengan huruf-huruf besar. Sedangkan di sekolah baru ini, pintu gerbang sekolah hanya berupa pagar hidup dari pepohonan pendek. '' Mama, tiang pintunya tumbuh dari tanah ya...." Kemudian ia menambahkan, " Pasti akan tumbuh terus-menerus dan akan lebih tinggi dari tiang listrik."
Totto menghampiri pintu gerbang itu dan tiba-tiba menelengkan kepalanya. Soalnya, papan nama sekolah tergantung miring. Barangkali tertiup angin. Nama sekolah itu terbaca SEKOLAH TOMOE. Dengan kepala tetap miring, Totto membaca nama sekolah itu. Dan sewaktu Totto hendak bertanya kepada Mama, sudut matanya yang tajam menangkap sesuatu. Ia bagaikan sedang bermimpi. Totto membungkuk dan memasukan kepalanya ke celah-celah tanaman di samping pintu gerbang, dan mencoba mengintip ke dalam. " Wah, aku sudah melihatnya"!
" Mama, itu kereta listrik betulan? Itu tuh, yang berjejer di halaman sekolah."
Di tempat yang ditunjuk Totto terletak enam gerbong kereta listrik yang sudah tidak dipakai lagi. Gerbong-gerbong itu dijadikan ruang-ruang kelas. Totto mengganggap hal ini bagaikan mimpi saja. " Kelas dari kereta listrik...." Kaca jendelanya bercahaya, berkedap-kedip memantulkan sinar matahari pagi. Dengan mata bersinar, pipi Totto yang sedang mengintip menjadi bercahaya.
.......BERSAMBUNG........
No comments:
Post a Comment